Setiap produk dapat dihubungkan
dengan produk ;ain untuk memastikan bahwa perusahaan menawarkan dan memasarkan
kumpulan produk yang optimal.
A. Hierarki
Produk
Hierarki produk membentang dari
kebutuhan dasar sampai barang tertentu yang memuaskan kebutuhan tersebut.
1.
Keluarga Kebutuhan
Kebutuhan inti yang
mendasari keberadaan keluarga produk .contoh: keamanan
2.
Keluarga Kebutuhan
Semua
Kelas produk yang dapat memuaskan kebutuhan inti dengan efektivitas yang masuk
akal. Contoh : Tabungan
3.
Kelas Produk
Kelompok
produk didalam keluarga produk yang dikenal memiliki fungsional tertentu. Contoh
: Instrumen keuangan.
4.
Lini Produk
Kelompok
di dalam kelas produk yang berhubungan eratkarena mempunyai fungsi serupa. Contoh:
Asuransi jiwa
5.
Jenis Produk
Sekelompok barang
didalam lini produk yang berbagi satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk. Contoh
: Asuransi jiwa berjangka
6.
Barang Produk
Unit yang berbeda
didalam lini produk atau merek yang dibedakan berdasarkan ukuran,harga,tampilan
atau atribut lainnya. Contoh : Asuransi jiwa berjangka prudential yang dapat
diperbarui.
B. Sistem
dan Bauran Produk
Sistem produk adalah kelompok barang yang
berbeda tetapi berhubungan dan fungsi dengan cara kompatibel. Contoh :
Bauran
produk (product mix) :
kumpulan semua produk dan barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual
tertentu. Bauran produk terdiri dari berbagai lini produk. Contoh : Nestle
mengeluarkan beberapa kumpulan produk.
v Lebar bauran produk mengacu pada
berapa banyak lini produk berbeda yang dijual perusahaan.
v Panjang bauran produk mengacu
pada jumlah total produk dalam bauran produk.
v Kedalaman bauran produk mengacu
pada banyaknya varian yang ditawarkan masing-masing produk dalam lini.
v Konsistensi bauran produk mengacu
seberapa dekat hubungan dari berbagai lini produk pada pengguna akhir,
persyaratan produksi, saluran distribusi.
Lini
produk :
sekelompok produk yang berhubungan erat karena mereka melaksanakan fungsi yang
serupa, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran
distribusi yang sama atau berada pada rentang harga tertentu.
C. Analisis
Lini Produk
Dalam
menawarkan lini produk, perusahaan biasanya mengembangkan kerangka dasar dari
modul yang ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berbeda.
Manager
lini produk harus mengetahui penjualan dan laba setiap item dalam lini mereka
untuk menentukan mana aitem yang dibuat, dipertahankan, dipanen, atau
didivestasikan. Manager lini produk juga harus menganalisis bagaimana posisi
lini produknya terhadap lini produk pesaing.
ü
Penjualan dan Laba
Cenderung
mempertahankan yang penjualan dan labanya tinggi, dan mendisvetasi item produk
yang penjualan dan labanya rendah. Perusahaan dapat mengklasifikasikan produknya
menjadi 4 tipe
yang menghasilkan berbagai margin kotor, yaitu :
1.
Produk
inti (core products) : item yang menghasilakna volume penjualan tinggi dan
dipromosikan besar-besaran tetapi dengan margin rendah karena produk ini
dipandang sebagai komoditas yang tidak terdiferensiasi. Ex: waralaba
2.
Produk
dasar (staples) : item dengan penjualan rendah dan tanpa promosi namun
menghasilkan margin yang lebih tinggi. Ex : beras.
3.
Produk
khusus (specialities) : item dengan volume penjualan rendah tetapi dipromosikan
secara besar-besaran atau yang dapat menghasilkan pendapatan untuk jasa.
4.
Barang
sehari-hari (civenience items) : item yang dijual dengan volume tinggi tetapi
kurang mendapatkan promosi. Item ini dapat dijual dengan margin yang lebih
tinggi.
ü Profil
Pasar
Manager lini produk harus
meninjau bagaimana lini itu diposisikan terhadap lini pesaing. Peta produk
(product map) memperlihatkan item pesaing mana yang bersaing dengan barang
suatu perusahaan. Manfaat lain pemetaan produk yaitu pemetaan produk
mengidentifikasi segmen pasar.
ü Panjang
Lini Produk
Tujuan perusahaan mempengaruhi panjang lini produk
adalah menciptakan lini produk untuk mendorong penjualan ke atas. Perusahaan
yang ingin memperoleh pangsa pasar dan pertumbuhan pasar yang besar akan
menggunakan lini yang lebih panjang.
Perusahaan dapat memperpanjang lini
produknya yaitu dengan cara perentangan lini dan pengisian lini.
1.
Perentangan
Lini
v Perentangan ke pasar bawah.
Suatu perusahaan yang berada di pasar
menengah ingin memperkenalkan lini dnegan harga yang lebih rendah karena salah
satu dari ketiga alasan berikut;
a.
Mengamati bahwa pembeli yang menginginkan barang dengan harga yang sesuai
dengan nilainya, bertambah jumlahnya.
b.
Untuk membatasi gerakan pesaing yang mencoba untuk beralih ke pasar lapis
atas.
c.
Telah menemukan bahwa pasar menengah sedang mengalami stagnasi atau mundur.
v Perentangan ke pasar atas.
Perusahaan ingin memperoleh pertumbuhan
yang lebih besar, margin laba yang lebih tinggi, atau sekedar memposisikan diri
sebagai produsen lini lengkap. Banyak pasar telah mempelopori segmen kelas atas
yang mengejutkan (Starbucks dalam kopi, Haagen Dazs dalam es krim dll).
v Perentangan dua arah.
Texas Instruments (TI) merentangkan
produknya dua arah dan dapat merebut kepemimpinan pasar kalkulator saku.
2. Pengisian lini (line filling)
Lini produk juga dapat diperpanjang dengan
menambah lebih banyak jenis produk dalam rentang lini sekarang. Motif untuk
melakukan hal ini adalah; memperoleh tambahan laba, berupaya memanfaatkan
kapasitas yang berlebihan, berupaya menjadi perusahaan terdepan dengan lini
lengkap; dan mencoba menutup lubang agar tidak diisi pesaing.
3. Modernisasi lini, penonjolan jenis produk
dan pemangkasan.
Lini produk perlu dimodernisasi. Dalam
pasar yang berubah cepat, modernisasi dilakukan terus menerus. Manajer lini
produk tersebut biasanya memilih satu atau beberapa jenis produk dalam lini itu
untuk ditonjolkan. Secara berkala harus mempelajari lini untuk melihat produk
yang tidka menghasilkan lagi sehingga menekan laba. Pemangkasan juga dilakukan
apabila perusahan mengalami kekurangan kapasitas
D. Penetapan
Harga Bauran Produk
a.
Penetapan
Harga Lini Produk
Penggunaan titik harga pada satu lini produk.
Contoh :
Jas
Pria
Harga : Rp. 600.000,
Rp. 700.000,
Rp. 800.000
Anggapan pelanggan : kualitas bahan dan desain.
b.
Penetapan
Harga Fitur Opsional
Penawaran produk opsional
Contoh : Handphone nokia dengan opsional headshet
wireless
Harga di bedakan dengan harga standar ataupun pilihan,
untuk handphone akan terlihat kurang bagus tanpa barang opsional.
c.
Penetapan
Harga Produk Terikat
Produk harus menggunakan tambahan.
Contoh : Obat nyamuk elektrik baygon, selain alat, isi
ulang harus di beli
Harga alat terlihat murah jika dibeli sepaket dengan
isi ulangnya.
d.
Penetapan
Harga Dua Bagian
Usaha jasa, biaya tetap dan biaya variabel
Contoh : Jasa air PDAM tita raharja
Harga minimum kecil dan terdapat biaya jika melebihi
kuota dari biaya minimum
e.
Penetapan
Harga Produk Sampingan
Produk sampingan memiliki nilai
Contoh : chicken
manure
Harga jual ayam
dapat di kecilkan dengan laba dari limbah ayam
di jual untuk pupuk.
f.
Penetapan
Harga Paket Produk
·
Pemaketan Murni
Contoh : Paket internetan Flash
·
Pemaketan campuran.
Contoh : Paket makan KFC
*Harga
paket terhitung lebih murah di bandingkan jumlah harga pembelian satu – persatu
E. Co-Branding
dan Penetapan Merek Bahan Baku
1.
Co-Branding
Co-Branding
adalah penetapan dua merek atau penetapan gabungan. Bentuk Co-Branding:
1. Perusahaan yang sama
2. Usaha patungan
3. Multi sponsor
4. Branding eceran
Kelebihan Co-Branding
:
□ Penjualan lebih besar
□ Membuka peluang tambahan bagi konsumen dan saluran baru
□ Mengurangi biaya pengurangan
produk
□ Dapat menjaga sarana barang
Kekurangan Co-Branding
:
□ Resiko dan kurangnya kendali
untuk terhubung dengan merek lain
□ Harapan konsumen dari hasil
Co-branding cukup tinggi
□ Menimbulkan kekurangan fokus pada
merek yang ada
2.
Penetapan Merek Bahan Baku
Merupakan
kasus khusus Co-branding. Penetapan merek dapat menciptakan ekuitas merek bagi
bahan, komponen, atau suku cadang.
Contoh
perusahaan yang produknya melakukan penetapan merek bahan baku, misalnya
kombinasi makan siang lunchables dan taco bell.